Diana Cindy Agustin UMSIDA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kembali lagi bersama saya Diana dan kali ini kita akan membahas tentang Algoritma dan Struktur Data. Semoga bisa membantu untuk kalian yang membaca yaa

Let's Go!


POKOK BAHASAN 1
   STRUKTUR DATA, ARRAY, POINTER, DAN STRUKTUR
PENDAHULUAN
Pada pokok bahasan ini berisi penjelasan disertai contoh mengenai konsep struktur data, array, pointer, dan struktur yang menjadi pemahaman dasar bagi mahasiswa sebelum mempelajari struktur data, dimana konsep array, pointer, dan struktur digunakan untuk mempresentasikan sebuah struktur data, diharapkan mahasiswa dapat :
  1. Mengaetahui konsep dasar struktur data.
  2. Memahami konsep array, ponter, dan struktur.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
  1. Konsep Dasar Struktur Data
Struktur data adalah sebuah bagian dari ilmu pemrograman dasar yang mempunyai karakteristik yang terkait dengan sifat dan cara penyimpanan sekaligus penggunaan atau pengaksesan data.
Struktur data bertujuan agar cara mempresentasikan datadalam membuat program dapat dilakukan secara efisien dalam pengolahan di memori dan pengolahan penyimpanan dari program ke storage juga lebih mudah dilakukan.
  1. Konsep Dasar Array
Array adalah kumpulan elemen-elemen data. Kumpulaan elemen tersebut mempunyai suusnan tertentu yang teratur. Jumlah elemen terbatas, dan semua elemen mempunyai tipe data yang sama. Jenis-jenis array:
Array Satu Dimensi
Struktur array satu dimensi dapat dideklarasikan dengan bentuk umum berupa : tipe_var nama_var[ukuran];
Dengan :
-          Tipe_var : untuk menyatakan jenis elemen array (misalnya int, char, unsigned).
-          Nama_var : untuk menyatakan nama variabel yag dipakai.
-          Ukuran : untuk menyatakan jumlah maksimal elemen array.
Contoh : float nilai_ujian[5];
Array Dua Dimensi
Tipe data array dua dimensi biasa digunakan untuk menyimpan, mengolah maupun menampilkan suatu data dalam bentuk table atau matriks. Untuk mendeklarasikan array agar dapat menyimpan data adalah :
Tipe_var nama_var[ukuran1][ukuran2];
Dimana :
-          Ukuran 1 menunjukkan jumalah/nomor baris.
-          Ukuran 2 menunjukkan jumlah/nomor kolom.
Jumlah elemen yang dimiliki array dua dimensi dapat ditentukan dari hasil perkalian :
Ukuran1 x ukuran2.
Seperti halnya pada array satu dimensi, data array dua dimensi akan ditempatkan pada memori secara berurutan.
Array Multidimensi / Dimensi Banyak
Array berdimensi banyak atau multidimensi terdiri array yang tidak terbatas hanya dua dimensi saja. Bentuk umum pendeklarasian array multidimesni adalah : tipe_var nama_var[ukuran1][ukuran2]…[ukurann];
Contoh : int data_angaka[3][6][6];
Yang merupakan array tiga dimensi
Mengakses Elemen Array :
Dalam Bahasa C++, data array akan disimpan dalam memori pada alokasi yang berurutan.
Elemen pertama biasanya mempunyai. indeks bernilai 0. Contoh :
Float nilai_tes[5];
Jika pada contoh diatas, variabel nilai_tes mempunyai 5 elemen, maka elemen pertama mempunyai indeks sama dengan 0, elemen kedua mempunyai indeks 1, dan seterusnya. Bentuk umum pengaksesan suatu elemen variabel array adalah :
Nama_var[indeks];
Gambar berikut memperlihatkan urutan komponen array dalam memori.
Untuk variabel array nilai_tes :


Gambar 1.1 Struktur Array Satu Dimensi
Inisialisasi Array :
Array dapat diinisialisasikan secara langsung saat pertama kali dideklarasikan (efisien untuk array berdimensi sedikit).
Contoh : int x[2]={1,2};
Array dapat dideklarasikan terlebih dahulu, baru kemudian diisi elemnya.
Contoh :
Int x[2];
x[0]=1;
x[1]=2;
  1. Konsep Dasar Pointer
Pointer adalah sebuah variabel yang berisi lamat variabel yang lain. Suatu ponter dimaksudkan untuk meunjuk koperatore suatu alamat memori sehingga alamat dari suatu variabel dapat diketahui dengan mudah. Deklarasi pointer :

Operator painter :
Operator ‘&’ : untuk mendapatkan alamat memori operand/variabel pointer.
Operatot ‘*’ : untuk mengakses nilai data operand/variabel pointer.
  1. Konsep Dasar Struktur
Struktur adalah koleksi dari variabel yang dinyatakan dengan sebuah nama, dengan sifat setiap variabel dapat memiliki tipe yang berlainan.
Struktur biasa dipakai untuk mengelompokkan beberapa informasi yang berkaitanmenjadi sebuah satu kesatuan. Contoh sebuah struktur adalah informasi data tanggal, yang berisi tanggal, bulan, dan tahun.
Mendeklarasikan Struktur :
Contoh pendefisinian tipe data struktur adalah : struct
Data_tanggal
{ int tanggal;
Masing – masi tioe dari elemen struktur dapat berlainan. Adapun variabel_struktur1 sampai dengan variabel_struktur M menyatakan bahwa variabel struktur yag dideklarasikan bisa lebih dari satu. Jika ada lebih dari satu variabel, antara variabel struktur dipisahkan dengan tandakoma.
Mengakses Elemen Struktur :
Elemen dari struktur dapat diakses dengan menggunakan bentuk :
Variabel_struktur.nama_field
Antara variabel_struktur dana nama_field dipisahkan dengan operator titik (disebut operator anggota struktur). Contoh berikut merupakan instruksi untuk mengisikan data padafield tanggal :
            tgl_lahir.tang
            gal=30 int
            bulan;
            int tahun;
            };
Yang mendefinisikan tipe struktur bernama data_tanggal, yang terdiri dari tiga buah elemen berupa tanggal, bulan, dan tahun. Bentuk umum dalam mendefinisikan dan mendeklarasikan struktur adalah :
Struct nama_tipe_struktur
{
Tipe
filed1
;Tipe
field2
;Tipe
field3
;
}variabel_struktur1….variabel_strukturM;

Berikut ini salah satu contoh programnya :
Syntax
#include<stdio.h>


#include<iostream>
#include<conio.h>
using namespace std;
int main()
{
      int square[100];
      int i;
      int k;
     
      //Perhitungan
      for (i=0; i<10; i++)//angka yang ditampilkan 1-10
      {
                  k=i+1;
                  square[i]=k*k;
                  printf("\n Pangkat dari %d adalah %d", k, square[i]);
      }
      _getch();
}
Output :


POKOK BAHASAN 2
LINKED LIST (SENARAI)
PENDAHULUAN
Pada pokok bahasan ini akan dibahas mengenai sruktur data senarai (list) yang pembahasannya meliputi definisi dan representasi list, jenis-jenis list serta oerasi-operasi dasar pada list. Sehingga setelah mempelajari bab ini diharapkan maahasiswa mampu :
  1. Menjelaskan definisi dan representasi list.
  2. Mengetahui jenis-jenis list.
  3. Memahami operasi-operasi pada list.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
Linked list adalah sejumlah objek atau elemen yang dihubungkan satu dengan lainnya sehingga membentuk suatu list. Sdangkan objek atau elemen itu sendiri adalah merupakan gabungan beberapa data (variabel) yang dijadikan satu kelompok atau structure atau record yang dibentuk dengan perintah struct. Untuk menggabungkan objek satu dengan lainnya, diperlukan paling tidak sebuah variabel yang bertipe pointer. Syarat linked list adalah harus adapat diketahui alamat simpul pertama atau biasa dipakai variabel First/Start/Header. Struktur dasar sebuah list seperti gambar berikut :
Gambar 2.1 List Tunggal


Istilah – istilah dalam linked list :
-          Simpul
Simpul terdiri dari dua bagian yaitu :
a.       Bagian data
b.      Bagian pointer yang menunjuk ke simpul berikutnya
-          First/Header
Variabel First/Header berisis alamat (pointer)/acuan (reference) yag menunjuk lokasi simpul pertama linked list, digunakan sebagai awal penelusuran linked list.
-          Nil/Null
Tidak bernilai, digunakan untuk menyatakan tidak mengacu ke manapun.
-          Simpul Terakhr (Last)
Simpul terakhir linked list berari tidak menunjuk simpul berikutnya. Tidak terdapat alamat disimpan di field pointer (bagian kedua dari simpul). Nilai null atau nil disimpan di field pointer di simpul terakhir.
            Jenis – jenis linked list :
            List kosong
            List kosong hanya terdiri dari sebuah petujuk elemen yang berisi NULL (kosong), tidak memiliki satu buah elemen pun sehigga hanya berupa penunjuk awal elemn berisi NULL.
List Tunggal
List tuggal adalah list yang elemenya hanya menyimpan informasi elemen setelahnya (next), sehingga jalanya pengaksessan list hanya dapat dilakukan secara maju. List tuggal terbagi menjadi tiga jenis yaitu list tunggal dengan kepala (first), list tunggal kepala (first) dan ekor (tail), serta list tunggal yang berputar.
Gambar 2.2 List Tunggal dengan Kepala dan Ekor, List Tunggal Berputar
List Ganda
List ganda adalah sebuah list yang elemenya menyimpan informasi elemen sebelumnya dan informasi elemen setelahnya, sehingga proses penelusuan list dapat dilakukan secara maju dan mundur. List ganda terbagi menjadi tiga jenis yaitu list ganda engan kepala (first), list ganda dengan kepala (first) dan ekor (tail), serta list ganda yag berputar.
Gambar 2.3 List ganda dengan Kepala, List ganda dengan Kepala dan Ekor
 Operasi Dasar pada Linked List :
IsEmpty : Fungsi ini menentukan apakan linked list kosong atau tidak.
Size : operasi untuk mengirim jumlah elemen di linked list.
Create : operasi untuk penciptaan list baru yang kosong.
Insertfirst : operasi penyisipan simpul sebagai simpul pertama.
Insertafter : operasi untu penyisispan simpul setelah simpul tertentu.
Insertlast : operasi untuk penyisipan simpul sebagai simpul terakhir.
Insertbefore : operasi untuk penyisipan simpul sebelum simpul tertentu.
Deletefirst : operasi penghapusan simpul pertama.
Deleteafter : operasi penghapusan setelah simpul tertentu.
Deletelast : operasi penghapusan simpul terakhir.

Berikut ini salah satu contoh programnya
Syntax :
#include<iostream>
#include<conio.h>
#include<stdio.h>
#include<stdlib.h>
#include<malloc.h>
using namespace std;
typedef struct nod
{
      int data;
      struct nod *next;
}NOD, *NODPTR;
void CiptaSenarai(NODPTR *s)
{
      *s = NULL;
}
NODPTR NodBaru(int m)
{
      NODPTR n;
      n = (NODPTR) malloc
      (sizeof(NOD));if(n!=NULL)
      {
                  n->data=m;
                  n->next=
                  NULL;
      }
      return n;
}
void SisipSenarai(NODPTR *s, NODPTR t, NODPTR p)
{
      if(p==NULL)
      {
                  t->next=*s;
                  *s=t;
      }
      else
      {
                  t->next=p->next;
                  p->next=t;
      }
}
void CetakSenarai(NODPTR s)
{
      NODPTR ps;
      for(ps=s; ps!=NULL; ps=ps->next)
      printf("%d-->", ps->data);
      printf("NULL\n");
}
int main()
{
      NODPTR pel;
      NODPTR n;
     
      CiptaSenarai(&pel);
      n=NodBaru(55);
      SisipSenarai(&pel, n, NULL);
     
      n=NodBaru(75);
      SisipSenarai(&pel, n, NULL);
      CetakSenarai(pel);
      _getch();
}
Output

POKOK BAHASAN 3
  STACK (TUMPUKAN)
PENDAHULUAN
Pada pokok bahasan ini akan dibahs mengenai struktur datatumpukan atau stack, dimana stack merupakan suatu kumpulan data yang seolah-olah ada data yang diletakkan di ats data yang lain. Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu untuk :
  1. Mengetahui dan memahami definisi stack.
  2. Memahami operasi-operasi dasar stack.
  3. Memahami representasi statis dan dinamis stack.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
Stack adalah kumpula elemen-elemen yang tersimpan dalam suatu tumpukan. Aturan penyisispan dan penghapusan elemennya tertentu :
-          Penyisispan selalu dilakukan “di atas “ TOP
-          Penghapusan selalu dilakukan pada TOP
Karena aturan penyisipan dan penghapusan semacam itu, TOP adalah satu-satunya alamat tempat terjadi operasi, elemen yang ditambahkan paling akhir akan menjadi elemen yang akan dihapus. Dikatakan bahwa elemen Stack tersususn secara LIFO (Last In First Out).
Seperti halnya jika kita mempunyai sebuah tumpukan buku, agar tumpukan buku itu tidak ambruk ketika kita mengambil sebuah buku di dalam tumpukan itu amaka harus diambil satu per satu dari tumpukan yang paling atas dari tumpukan.


Gambar 3.1 Ilustrasi Stack
Perhatikan bahwa dengan definsi semacam ini, representasi tabel sangat tepat untuk mewakili stack, karena operasi penambahan dan pengurangan hanya dilakukan disalah satu ujung tabel.
Beberapa contoh penggunaan stack adalah pemanggilan prosedur, perhitugan ekspresi aritmatika, rekursifitas, backtracking, peaganan interupsi, dan lain-lain. Karakteristik penting stack sebagai berikut :
  1. Elemen stack yaitu item-item data di elemen stack
  2. TOP (elemen puncak dari stack)
  3. Jumlah elemen pada stack
  4. Status/kondisi stack, yaitu :
-          Penuh
Bila elemen di tumpukan mencapai kapasitas maksimum tumpukan. Pada kondisi ini, tidak mungkin dilakukan penambahan ke tumpukan.Penambahan di elemen menyebabakan kondisi kesalahan Overflow.
-          Bila tidak ada elemen tumpukan. Pada kondisi ini, tidak mungkin dilakukan pengambilan elemen tumpukan. Pengambilan elemen menyebabkan kondisi kesalahan Underflow.
Stack memiliki operasi-operasi pokok sebagai berikut :
Push : Untuk menambahkan item pada tumpukan paling atas.
void Push (itemType x, Stack*S)
{
            If(Full (S))
                        Printf(“Stack FULL”);
            else
            {
                        S->item[S->Count]=x;
                        ++(S->count);
            }
}
Pop : Untuk mengambil item teratas
int Pop (Stack S, itemType x)
{
            if (Empty (S))
                        Printf(“Stack Kosong”);
            else
            {
                        -(S->Count);
                        x=s->item(s->Count);
            }
}
Clear : Untuk mengosongkan stack
void InitializeStack (Stack S)
{
            S->Count=0;
}
IsEmpty : Untuk memerikasa apakah stack kosong
int Empty (Stack *S)
{
            return (S->Count==0);
}
IsFull  : Untuk memeriksa apakah stack sudah penuh
int Full (Stack S)
{
            return(S->Count==MAXSTACK);
}
Representasi stack :
-          Representasi statis
Stack dengan representasi statis biasanya diinplementasikan dengan menggunakan array. Sebuah array memiliki tempat yang dialokasikan diawal sehingga sebuah elemen yang dimasukan dalam sebuah array terbatas pada tempat yang ada pada array. Karena menggunakan array maka stack dengan representasi statis dalam mengalami kondisi elemen penuh. Ilustrasi stack dengan representasi  statis dapat dilihat pada gambar 3.2 :
Gambar 3.2 Representasi Stack Statis
-          Representasi dinamis
Stack dengan representasi dinamis biasanya diimplementasikan dengan menggunakan pointer yang mnunjuk pada elemen-elemen yang dialokasikan pada memori. Illustrasi stack dengan representasi dinamis dapat dilihat pada gambae 3.3 :
Gambar 3.3 Representasi Stack Dinamis
Karena semua operasi pada sebuah stack diawali dengan elemen yang paling atas maka jika menggunakan representasi dinamis saat elemen ditambahkan akan mengguakan penambahan elemenpada awal stack (addfirst) dan saat pengambilan atau penghapusan elemen menggunakan penghapusan di awal stack (delfirst).

Berikut ini salah satu contoh progaramnya
Syntax
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<iostream>
#define MAXSTACK 3
typedef int itemType;
typedef struct
{
      int item[MAXSTACK];
      int jml;
} Stack;
void init(Stack*s)
{
      s->jml=0;
}
int kosong(Stack*s)
{
      return(s->jml==0);
}
int penuh(Stack *s)
{
      return (s->jml==MAXSTACK);
}
void isi(itemType x, Stack *s)
{
      if(penuh(s))
      printf("\nMAAF!!! Data PENUH\n");
      else{
                  s->item[s->jml]=x;
                  ++(s->jml);
      }
}
void ambil(Stack*s, itemType *x){
      if(kosong(s))
      printf("\nMaaf Data Kosong\n");
      else
      {
                  --(s->jml);
                  *x=s->item[s->jml];
                  s->item[s->jml]=0;
                  printf("\nData %i Berhasil Diambil\n",*x);
      }
}
void tampil(Stack *s){
      if(kosong(s))
      printf("\nMaaf Data Masih Kosong\n");
      else
      printf("\n");
      for(int i=s->jml-1;i>=0;i--){
                  printf("Data : %d\n",s->item[i]);
      }
}
void hapus(Stack *s){
      s->jml=0;
      printf("\nSemua Data Berhasil Dihapus\n");
}
main(){
      int pil;
      Stack tumpukan;
      itemType data;
      init(&tumpukan);
     
      do{
                  printf("\nMENU : \n 1. Isi (Data Angka)\n 2. Ambil\n 3. Lihat\n 4. Hapus (Hapus Semua Data)\n 5. Keluar\n");
                  printf("\n");
                  printf("Masukkan Pilihan : ");
                  scanf("%i", &pil);
                  switch (pil){
                              case 1:
                                          printf("\nMasukkan Data Angka : ");
                                          scanf("%i",&data);;isi(data,&tumpukan);
                                          break;
                              case 2:
                                          ambil(&tumpukan,&data);
                                          break;
                              case 3:
                                          tampil(&tumpukan);
                                          break;
                              case 4:
                                          hapus(&tumpukan);
                                          break;
                  }
      }while(pil!=5);
      getch();
}
Output

POKOK BAHASAN 4
QUEUE (ANTRIAN)
PENDAHULUAN
Pada pokok bahasan ini akan dibahas mengenai antrian atau queue, dimana struktur data hamper sama dengan tumpukan atau stack yang merupakan struktur data yang linier. Perbedaanya adalah operasi penambahan dan pengurangan pada ujung yang berbeda. Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu :
  1. Mengetahui dan memahami definisi antrian.
  2. Memahami operasi-operasi dasar pada antrian.
  3. Memahami representasi statis dan dinamis pada antrian.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
Antrian adalah suatu kumpulan data yang penambahan elemenya hanya bisa dilakukan pada suatu ujung (disebut sisi belakang atau REAR), dan penghapusan atau pengambilan elemen dilakukan lewat ujung yang lain (disebut sisi depan atau FRONT). Prinsip yang digunakan dalam antrian ini adalah FIFO (First In First Out) yaitu elemen yang pertama kali masuk akan keluar pertama kalinya.
Penggunaan antrian antara lain simulasi antrian di dunia nyata (antrian pembelian tiket), sistem jaringan computer (pemrosesan banyak paket yang dating dari banyak koneksi pada host, bridge, gateway), dan lain-lain. 
Gambar 4.1 Ilustrasi Antrian dengan 8 Elemen

Karakteristrik penting antrian sebagai berikut :
  1. Elemen antrian yaitu item-item data yang terdapat dalam antrian.
  2. Head/front (elemen terdepan antrian).
  3. Tail/rear (elemen terakhir antrian).
  4. Jumlah antrian pada antrian (count).
  5. Status/kondisi antrian, ada dua yaitu :
-          Penuh
Bila elemen di antrian mencapai kapasitas maksimum antrian. Pada kondisi ini, tidak mungkin dilakukan penambahan ke antrian. Penambahan di elemen menyebabkan kondisi kesalahan Overflow.
-          Kosong
Bila tidak ada elemen antrian. Pada kondisi ini, tidak mungkin dilakukan pengambilan elemen antrian. Pengambilan elemen menyebabkan kondisi kesalahan Underflow.
Operasi-operasi pokok pada antrian diantaranya adalah :
  1. Create Membuat antrian baru.
NOEL(CREATE(Q))=0
            FRONT(CREATE(Q))=tidak terdefinisi
            REAR(CREATE(Q)=tidak terdefinisi
  1. IsEmpty Untuk memeriksa apakah antrian sudah penuh atau belum.
ISEMPTY(Q)=True, jika Q adalah queue penuh.
  1. IsFull Mengecek apakah antrian sudah penuh atau belum.
ISFULL(Q)=True, jika Q adalah queue penuh.
  1. Enqueue/Insert Menambahkan elemen kke dalam antrian, penambahan elemen selalu ditambahkan di dalam elemen paling belakang.
REAR(INSERT(A,Q))=A
ISEMPTY(INSERT(A,Q))=FALSE
Algoritma QINSERT :
a.       IF FRONT = 1 AND REAR = N, OR IF FRONT = REAR +
1, THEN OVERFLOW, RETURN
b.      IF FRONT := NULL, THEN
SET FRONT := 1 AND REAR := 1
ELSE IF REAR = N,
THEN SET REAR := 1
ELSE
SET REAR := REAR+!
c.       SET QUEUE[REAR] := ITEM
d.      RETURN
  1. Dequeu/Remove Unttuk menghapus elemen terdepan/pertama dari antrian.
Algoritma QDELETE :
a.       IF FRONT := NULL, THEN UNDERFLOW, RETURN
b.      SET ITEM := QUEUE{FRONT]
c.       [FIND NEW VALUE OF FRONT] IF FRONT = REAR, THEN
SET FRONT := NULL AND REAR
;=NULL ELSE IF FRONT = N, THEN
                  SET FRONT := 1
ELSE
                  SET FRONT := FRONT+!
d.      RETURN
Representasi Queue :
Representasi statis
Queue dengan representasi statis biasanya diimplementasikan dengan menggunakan array. Sebuah array memiliki tempat yang dialokasikan diawal sehingga sebuah elemen yang dimasukkan dalam sebuah array terbatas pada tempat yang ada pada array. Karena menggunakan array maka queue dengan representasi statis dalam mengalami kondisi elemen penuh. Ilustrasi queue dengan representasi statis dapat dilihat pada gambar :


Gambar 4.2 Representasi Queue Statis
Representasi dinamis
Queue dengan representasi dinamis biasanya diimplementasikan dengan menggunakan pointer yang menunjuk pada elemen-elemen yang dialokasikan pada memori. Ilustrasi queue dengan representasi dinamis dapat dilihat pada gambar :
Gambar 4.3 Representasi Queue Dinamis

Beriku ini salah satu contoh programnya
Syntax
#include <queue>
#include <iostream>
#include <conio.h>

using namespace std;

int main()
{
      queue <int> que;
      que.push(10);
      que.push(2);
      que.push(3);
     
      cout<<"Paling depan : "<<que.front()<<endl;
      cout<<"Paling belakang : "<<que.back()<<endl;
     
      que.pop();
      cout<<"10 sudah dikeluarkan"<<endl;
      cout<<"Paling depan : "<<que.front()<<endl;
      cout<<"Paling belakang : "<<que.back()<<endl;
     
      que.push(6);
      cout<<"Angka 6 dimasukkan"<<endl;
      cout<<"Paling depan : "<<que.front()<<endl;
      cout<<"Paling belakang : "<<que.back()<<endl;
     
      _getch();
}
Output :

POKOK BAHASAN 5
REKURSIF
PENDAHULUAN
Pada pokok bahasan ini akan dibahas mengenai rekursif. Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu :
  1. Mengetahui dan memahami definisi rekursif.
  2. Memahami sifat-sifat rekursif.
  3. Mengaplikasikan rekursif.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
Fungsi rekursif adalah suatu fungsi yang memanggil dirinya sendiri, artinya fungsi tersebut dipanggil di dalam tubuh fungsi itu sendiri. Contoh menghitung nilai factorial. Rekursif sangat memudahkan untuk memecahkan permasalahan yang kompleks. Sifat- sifat rekursif :
-          Dapat digunakan ketika inti dari masalah terjadi berulang kali.
-          Sedikit lebih efisian dari iterasi tapi lebih elegan.
-          Method-methodnya dimungkinkan untuk memanggil dirinya sendiri.
Data yang berada dalam method tersebut seperti argument disimpan sementara ke dalam stack sampai method pemanggil diselesaikan.

Berikut ini salah satu contoh programnya
Syntax
#include <iostream>
#include <conio.h>

using namespace std;

void odd(int a);
void even(int a);

int main(void)
{
      int i;
      do
      {
                  cout<<"Masukkan Bilangan 1 - 9(0 Untuk Keluar) : \n";
                  cin>>i;
                  odd(i);
                  cout<<endl;
      } while
      (i!=0);
      _getch();
}

void odd(int a)
{
      if((a%2)!=0)
      cout<<"Bilangan GANJIL\n";
      else
      even(a);
}

void even(int a)
{
      if((a%2)==0)
      cout<<"Bilangan GENAP\n";
      else
      odd(a);
}
Output :


POKOK BAHASAN 6
SORTING (PENGURUTAN)
PENDAHULUAN
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu :
  1. Menunjukkan beberapa algoritma dalam pengurutan.
  2. Menunjukkan bahwa pengurutan merupakan suatu persoalan yang bisa diselesaikan dengan sejumlah algoritma yang berbeda satu sama lain.
  3. Dapat memilih algoritma yang paling sesuai untuk menyelesaikan suatu permasalahan pemrograman.
PENYAJIAN (TUTORIAL)
Pengurutan data (sorting)  didefinisikan sebagai suatu proses untuk menyusun kembali himpunan obyek menggunkan aturan tertentu. Ada dua macam urutan yang bisa digunakan dalam proses pengurutan yaitu :
  • Urutan naik (ascending) yaitu dari data yang mempunyai nilai paling kecil sampai paling besar.
  • Urutan turun (descending) yaitu dari data yang mempunyai nilai paling besar sampai paling kecil.
Contoh : data bilangan 5, 2, 6, dan 4 dapat diurutkan naik menjadi 2, 4, 5, 6 atau diurutkan menjadi 6, 5, 4, 2. Pada data yang bertipe char, nilai data dikatakan lebih kecil atau lebih besar dari yang lain didasarkan pada urutan relative (collating sequence) seperti dinyatakan dalam tabel ASCII. Keuntungan dari data yang sudah dalam keadaan terurut yaitu :
Data mudah dicari, mudah untuk dibetulkan, dihapus, disisipi atau digabungakan. Dalam keadaan terurutkan, kita mudah melakukan pengecekan apakah ada data yang hilang. Misalnya kamus Bahasa, buku telepon. Mempercepat proses pencarian data yang harus dilakukan berulang kali.
Beberapa factor yang berpengaruh pada efektifitas suatu algoritma pengurutan antara lain :
-          Banyak data yang diurutkan.
-          Kapasitas pengingat apakah mampu menyimpan semua data yang kita miliki.
-          Tempat penyimpanan data, misalnya piringan, pita tau kartu, dll.
Beberapa algoritma metode pengurutan dan prosedurnya sebagai berikut :
1.      Bubble Sort
Bubble Sort  adalah suatu metode pengurutan yang membandingkan elemen yang sekarang dengan elemen berikutnya. Apabila elemen sekarang > elemen berikutnya, maka posisinya ditukar. Kalua tidak, tidak perlu ditukar. Diberi nama “Bubble” karena proses pengurutan secara berangsur-angsur bergerak/berpindah ke posisinya yang tepat, seperti gelembung yang keluar dari sebuah gelas bersoda.
Proses Bubble Sort:
Data paling akhir dibandingkan dengan data di depanya, jika ternyata lebih kecil atau besar maka tukar sesuai dengan kekuatan ( descending atau ascending). Dan pengecekan yang sama dilakukan terhadap data yang selanjutnya sampai data yang paling awal.

Gambar 6.1 Langkah 1 Bubble Sort
Gambar 6.2 Langkah 2 Bubble Sort
Gambar 6.3 Langkah 3 Bubble Sort
Algoritma Bubble Sort :
  1. i=0
  2. selama (i<N-1) kerjakan baris 3 sampai 7
  3. j=N-1
  4. selama (j>=i) kerjakan baris 5 sampai 7
  5. jika (Data[j-1] > Data[j]) maka tukar Data[j-1] dengan Data[j]
  6. j=j-1
  7. i=i+1
prosedur yang menggunakan metode gelembung :
void BubbleSort()
{
            int i,j;
            for(i=1; i<Max; i++)
            for(j=Max-1; j>=I; j--)
            if(Data[j-1] > Data[j])
            Tukar(&Data[j-1], &Data[j]);
}
2.      Selection Sort
Metode seleksi melakukan pengurutan dengan cara mencari data yang terkecil kemudian menukarkanya dengan data yang digunakan sebagai acuan atau sering dinamakan pivot. Selama proses, pembandingan dan pengubahan hanya dilakukan pada indeks pembanding saja, pertukaran data secara fisik terjadi pada akhir proses. Proses pengurutan dengan metode seleksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
      Langkah pertama dicari data terkecil dari data pertama sampai data terakhir. Kemudian data terkecil ditukar dengan data pertama. Dengan demikian, data pertama sekarang mempunyai nilai paling kecil dibanding data yang lainnya.
      Langkah kedua, data terkecil kita cari mulai dari data kedua sampai terakhir. Data terkecil yang kita peroleh ditukar dengan data kedua dan deikian seterusnya sampai semua elemen dalam keadaan terurutkan.
Gambar 6.4 Langkah Selection Sort
Algoritma seleksi dapat dituliskan sebagai berikut :
  1. i=0
  2. selama (i<N-1) kerjakan baris 3 sampai dengan 9
  3. k=i
  4. j=i+1
  5. selama (j<N) kerjakan baris 6 dan 7
  6. jika (Data[k] > Data[j]) maka k=j
  7. j=j+1
  8. Tukar Data[i] dengan Data[k]
  9. i=i+1
Di bawah ini merupakan prosedur yang menggunakan metode seleksi :
void SelectionSort()
{
            k=i;
            for(j=i+1; j<Max; j++)
            if(Data[k] > Data[j])
            k=j;
            Tukar(&Data[i], &Data[k]);
            }
}
3.      Marger Sort
Algoritma Marge Sort ialah algoritma pengurutan yang berdasarkan pada strategi dovide and conquer. Algoritma ini terdiri dari dua bagian utama, pembagian list yang diberikan untuk di-sort ke dalam beberapa sublist yang lebih kecil, dan sort (mengurutkan) dan marge (menggabungkan) sublist-sublist yang lebih kecil ke dalam list yang sudah diurutkan. Pembagian bisa dikatakan cukup mudah karena sublist-sublist tersebut dibagi kedalam dua sublist yang ukuranya adalah setengah dari ukuran semula. Hal ini terus diulang sampai sublist itu cukup kecil untuk di-sort secara efisien (umumnya telah terdiri dari satu atau dua elemen). Dalam langkah marge dua sublist disatukan kembali dan diurutkan pada saat yang sama. Algoritma untuk merge sort ialah sebagai berikut :
A.    Untuk kasus n=1, maka tabe a sudah terurut sendirinya (langkah solve)
B.     Untuk kasus n>1, maka :
a.       DIVINE: bagi table a menjadi dua bagian, bagian kiri dan bagian kanan, masing-masing bagian berukuran n/2 elemen.
b.      CONOQUER: secara rekursif, terapkan algoritma D-and-C pada masing-masing bagian.
c.       MERGE: gabung hasil pengurutan kedua bagian sehingga diperoleh table a yang terurut. 



Berikut ini salah satu contoh programnya
Syntax
#include <iostream>
#include <conio.h>
#include <iomanip>

using namespace std;

int main(void)
{
      int dataku[]={5,34,32,25,75,42,2};
      int adaPertukaran;
      int n;
     
      cout<<"Data BELUM diurutkan : \n";
     
      for(int ctr=0;ctr<7;ctr++)
      {
                  cout<<setw(3)<<dataku[ctr];
      }
      cout<<endl<<endl;
     
      do{
                  adaPertukaran=0;
                 
                  for(int i=0;i<7-1;i++){
                              if(dataku[i+1]<dataku[i]){
                                          n=dataku[i];
                                          dataku[i]=dataku[i+1];
                                          dataku[i+1]=n;
                                          adaPertukaran=1;
                              }
                  }
      } while(adaPertukaran==1);
      cout<<"Data SETELAH diurutkan : \n";
      for(int i=0;i<7;i++){
                  cout<<dataku[i];
                  cout<<" ";
      }
      _getch();
}

Output :


Sekian pembahasan kita kali ini yaa

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Jangan lupa kunjungi link dibawah ini :

Komentar

Postingan Populer